Keberanian dan pengkhianat kadang beda tipis
Apakah ada yang kenal dengan Johannes van Luyn dan Jan Massen? Saya juga tidak kenal, saya baru tahu mereka. Usia mereka sekarang 80 tahun lebih, dan mereka sedang berusaha membersihkan nama mereka. Apakah nama mereka kotor? Iya dan tidak, jawabannya, tergantung kaca mata orang melihatnya.
Tahun 40-an, ketika Belanda kembali menjajah Indonesia setelah meletus perang dunia ke-2 yang dimenangkan sekutu, dua orang Belanda ini ditugaskan ke Indonesia. Mereka menolak habis2an, tidak mau pergi menjadi bagian tentara yang menjajah. Pihak militer Belanda berang, maka dijebloskanlah dua orang ini dengan tuduhan serius: Pengkhianat. Dua orang ini masuk penjara 2 tahun lebih demi berdiri tegak secara prinsip, menolak perintah gila, pergi menjajah negeri orang lain.
Di mata pemerintah Belanda saat itu, tindakan dua orang ini jelas buruk, aib, nama mereka menjadi tercela seketika. Bahkan boleh jadi, bagi mayoritas warga Belanda saat itu, penolakan dua orang ini memalukan, shame on you. Pengecut, pengkhianat, dsbgnya. Mana ada pemerintah/militer Belanda saat itu mau berpikir secara logis, adil, dan dipenuhi prinsip2 kebaikan. Mereka semua satu pemikiran, menjajah adalah tindakan yang mulia. Yang tidak mau ikut menjajah, masukkan ke penjara.
Frankly speaking, saya sedih membaca kisah dua Opa2 ini. Dan lebih sedih lagi, hei, tidakkah kita mau menyadari, hingga hari ini, kejadian ini masih saja sering terjadi. Ada banyak orang2 yang terjebak dalam lumpur pemikiran membela kelompok, keluarga, kesetiaan, kebersamaan, dsbgnya, hingga lupa, kalau mereka adalah bagian dari pemikiran yang berbahaya sekali. Kenapa pemerintah/militer Belanda dulu tidak bisa melihat pemahaman baiknya? Karena ambisi dan kepentingan. Tertutup sudah, sama dengan hari ini, ketika ambisi dan kepentingan menyelubungi, hasrat busuk akan menyebar di atas kepala kelompok tersebut, dan tutup mata dengan fakta. Benar2 tutup mata, yang penting kelompoknya.
Dan kelompok itu tidak selalu harus sekte agama sesat, geng motor, preman, dan sebagainya yang memang terlihat berbahaya, kelompok itu bisa berbentuk apa saja, organisasi apa saja, silahkan pikirkan saja masing2, apakah kita aman dari cari berpikir kelompok. Saya tidak perlu mendaftarnya, toh, kalianlah yang lebih tahu. Ekstrem sekali membela habis2an logika versi diri sendiri.
Hari2 ini, Van Luyn dan Jan Massen sedang mengajukan proses hukum ke Mahkamah Agung di Den Haag untuk memulihkan nama mereka. Sungguh dua orang ini, meski di tahun 40-an mungkin jadi common enemy bagi pemerintah Belanda di tanah kelahirannya sana, bisa membahayakan keberlangsungan penjajah, dua orang ini sungguh adalah contoh betapa gagahnya keberanian melawan pola pikir. Mereka membayar mahal keberanian tersebut: masuk penjara. Tapi harga melawan sesat pemikiran/keberpihakan kelompok sendiri memang tidak pernah murah, disebut pengkhianat adalah hal biasa. Tapi kita tahu persis, apakah penolakan dua orang ini sejatinya aib, atau justeru tindakan paling berani.
Demikian.
*Tere Liye
Keberanian dan pengkhianat kadang beda tipis
Posted by CB Blogger
Blog, Updated at: 17:10
0 comments:
Post a Comment